Pada tahun caka1534 (1612 masehi) gunung Batur meletus
dan menghujani Desa Batur yang dahulunya bernama Desa Sinarata dengan batu serta
serpihan gunung, sehingga menimbulkan kerusakan yang luar biasa dimana-mana. Kemudian pada tahun Caka
1622 (1700 Masehi) banyak rumah-rumah warga di Desa Sinarata terbakar
terkena semburan api dan hawa panas yang berasal dari kawah gunung yang
meletus. Pada tahun 1706 ( 1784Masehi) gunung Batur kembali mengeluarkan lahar
panas yang mengalir ke danau, disamping banyak rumah penduduk yang hanyut terbawa
oleh lahar banyak pula penduduk yang meninggal dan pada waktu itu muncul gunung
kecil baru di gunung batur.
Pada tanggal 3 Agustus 1926, gunung Batur kembali mengeluarkan
lahar panas dan melanda Desa Batur dan Pura
Tampurhyang yang sekarang pura itu bernama PuraUlun Danu Batur hingga rata
dengan tanah. Dalam usahanya menyelamatkan diri ,warga Desa Batur mengungsi ke Karang
Anyar yaitu sebuah desa di sebelah selatandesa Kintamani dan sebagian lagi mengungsi
ke Desa Bayung Gede. Berkat bantuan pemerintah Hindia-Belanda dan desa-desa lainnya
yang berdomisili di seputar desa Kintamani, beberapa benda seperti Gong Gede,
Semar Kirang, Bale Pelinggih, Tombak, Lerontek, dan Pralingga Ida Bhatara saat itu
bias diselamatkan.
Setelah mengungsi di desa BayungGede, penduduk Batur membangun
DesaBatur di Karang Anyar dan berangsur-angsur membangunP uralengkap. DesaBatur
baru yang mengambil tempat di Karang Anyar diberi nama seperti nama desa dan
pura asalnya yaitu Desa Batur dan PuraBatur, yang sekarang dikenal dengan nama Pura
Ulun Danu Batur. Saat ini Desa Batur terdiri dari tiga desa administrative atau
dinas yaitu Desa Batur Utara, Desa Batur Selatan, dan Desa Batur Tengah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar